Kamis, 23 November 2017

KABAR BAHAGIA BAGI TENAGA KONTRAK PEMERINTAH DAERAH KAB. BARITO SELATAN

Selang beberapa waktu, setelah keluarnya surat Bupati Barito Selatan Nomor 386 Tahun 2017 tanggal 31 Oktober 2017 kini kembali surat susulan dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemerintah Kab. Barito Selatan nomor 050/50/V/BPKAD/2017, tanggal 12 Nopember 2017, perihal Pendataan Pegawai Pemerintah bukan ASN (PPB-ASN) untuk kepesertaan Program JKK-JKM.
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) meminta data PPB-ASN yaitu pegawai yang diangkat/kontrak/dipekerjakan berdasarkan kontrak /surat perjanjian kerja/surat keputusan yang ditetapkan oleh Pejababat Pembina Kepegawaian (PPK), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), atau pejabat lain yang berwenag (Pejabat Pembuat Kometmen, kepala satker, kepala SKPD, kepala Unit, Kepala Kantor) untuk diikut sertakan dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) setelah terbitnya peraturan pemerintah (PP) tentang jaminan kematian yang akan dikelola oleh TASPEN (Persero).
Semoga ini merupakan kabar membahagiakan bagi PPB-ASN, dan selanjutnya secara perlahan tapi pasti terus keluar peraturan pemerintah yang lain yang berpihak kepada PPB-ASN, yang tentu saja itu harapan sebagian besar PPB-ASN yang berada di Kabupaten Barito Selatan yang masih punya semangat sebelum keputus asaan tumbuh yang disebabkan oleh yang namanya waktu.


Selasa, 21 November 2017

PERKEMBANGAN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KALIMANTAN TENGAH (materi BPS pada pertemuan mantan se kalteng)


AKSELERASI PENCAPAIAN TARGET UPSUS PAJALE PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (materi direktur pupuk dan pestisida pada pertemuan mantan se kalteng)


Ketentuan Pakaian Dinas Hitam Putih di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Barito Selatan

Ada suasana yang berbeda di daerah Kabupaten Barito Selatan, terutama untuk tenaga kontrak atau pegawai non PNS setelah diedarkannya surat Bupati Barito Selatan Nomor 386 Tahun 2017 tanggal 31 Oktober 2017 Tentang Jadual Penggunaan Pakaian Dinas Bagi Tenaga Kontrak / Pegawai Non PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan.
Dalam isi surat bahwa menindak lanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Pakaian Dinas Negeri Sipil Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, tanggal 22 Januari 2016, serta dalam rangka menyeragamkan penggunaan Pakaian Dinas bagi seluruh Tenaga Kontrak / Pegawai non PNS di Lingkungan Pemerintah kabupaten Barito Selatan maka disampaikan jadual Penggunaan Pakaian Dinas bagi Tenaga Kontrak di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan sebagai berikut :
  1. Hari Senin - Rabu menggunakan PDH kemeja warna putih, celana/rok hitam atau warna gelap.
  2. Hari Kamis - Jumat menggunakan PDH batik khas Barito Selatan atau batik khas Kalimantan Tengah.
  3. Pada kegiatan atau acara tertentu tetap menggunakan pakaian PDH kemeja putih, celana/rok hitam atau warna gelap atau sesuai petunjuk dalam surat / undangan.

Setelah beredarnya surat tersebut maka resmi bagi setiap pegawai non PNS (Kontrak) mengenakan seragam yang telah ditentukan yang semula pegawai non PNS (Kontrak) disamakan pakaian dinasnya dengan pegawai negeri sipil.
Memang setiap kebijakan yang diambil selalu ada pro dan kontranya, dan mendapatkan respon yang beragam, tapi kita ambil tengahnya saja, semoga dengan ketentuan ini membawa perubahan ke arah perbaikan, karena dalam hal berpakaian saja sudah diperhatikan dan diatur maka sudah selayaknya juga gaji/honor yang diterima bagi tenaga kontrak / pegawai non PNS juga akan diperhatikan. Dan semoga peraturan ini bukan sebagai bentuk deskriminasi terhadap tenaga kontrak / pegawai non PNS, yang memang diakui secara statusnya sudah berbeda, begitupun juga dengan kesejahteraan yang jelas berbeda.
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin........


SURAT EDARAN BUPATI BARITO SELATAN NOMOR 386 TAHUN 2017



Kamis, 04 Mei 2017

Daun Pepaya Bisa sebagai Pestisida Alami untuk mengendalikan Hama Ulat, Aphids, Rayap, dan Ulat Bulu



Daun pepaya ternyata berpotensi sebagai pestisida alami yang sangat efektif untuk mengendalikan hama ulat, pengisap, aphids, rayap, dan ulat bulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun pepaya mengandung enzim papain (enzim hidrolase sistein protease yang ada pada getah tanaman papaya) , alkaloid, dan glikosid. Komponen paling aktif dari getah pepaya adalah khimopapain (enzim yang mampu menggumpalkan susu dan mengempukkan daging).
Cara membuatnya dan menggunakannya cukup mudah, berikut langkah-langkahnya :
  1. Kumpulkan 1 kilogram daun pepaya, tumbuk hingga halus, 
  2. tambahkan 2 sendok makan minyak tanah 
  3. dan 30 gram detergen. 
  4. Rendaman dalam 10 liter air semalam. 
  5. Esoknya saring larutan dengan kain halus. 
  6. Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman. 
 Cara penggunaan ekstrak tanaman ialah dengan mencampurkan 10 ml ekstrak dengan 1 liter air

Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat,yang mengandung surfaktan dan linier alkil benzene sulfonate yang bersifat karsinogenik yang dapat membunuh hama. sedangkan minyak tanah dapat digunakan untuk mengusir koloni serangga sosial seperti semut dan kecoa. 

postingan serupa : daun pepaya bisa mengusir hama belalang dan ulat putih


Jumat, 28 April 2017

TAU DONG RAHASIA DIBALIK KAYA RAYA HARTA


Siapa sih orang didunia ini yang nggak kepengen kaya? Pasti semua orang pengen dong yaa. Tidak saja membuat kita hidup enak, tapi dengan kekayaan apapun bisa dibeli dengan uang, bukan begitu yaa.
Jadi setiap orang pasti ingin mendapatkan kekayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan dalam hidup. Namun, sebagian orang tidak mau berusaha, sebagian yang lain tidak tahu cara mencapainya, dan sebagian lagi sudah berusaha, namun tetap tidak berhasil mencapai ketiga-tiganya.
Ada yang kepengen kaya walaupun sebenarnya sukanya bermalas malasan saja, ada yang terlalu mengebu gebu kepengen kaya sehingga segala cara dan usaha dilakukan asal bisa kaya instan, dan ada pula yang sudah mengerahkan segenap jiwa dan raga namun tetap gagal menjadi kaya sehingga berputus asa dan berakhir di seutas tali pemutus asa.
Mari kita simak sebuah kisah renungan berikut ini, Mungkin saja akan kita dapati sebuah Rahasia dibalik kekayaan tersebut.
Alkisah seorang yang sangat kaya raya menulis surat wasiat seperti ini : "Barang siapa yang mau menemaniku selama 40 hari di dalam kubur setelah aku mati nanti, maka akan aku beri warisan separuh dari harta kekayaanku."
Lalu ditanyakanlah hal itu kepada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti.
Tapi anak-anaknya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjaga ayah, karena pada saat itu ayah sudah menjadi mayat."
Keesokan harinya, dipanggillah semua adik-adiknya. Dan beliau kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!"
Adik-adiknya pun menjawab, “Apakah engkau sudah gila? Mana mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.”
Lalu dengan sedih orang yang kaya raya tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke pelusuk negeri.
Akhirnya, sampai jugalah pada hari di mana orang yang kaya raya tersebut meninggal dunia. Kuburnya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang Tukang Kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. Lalu Tukang Kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah orang kaya raya tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.
Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah orang kaya raya tersebut. Si Tukang Kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa Kapaknya (Benda yang paling berharga dimiliki si Tukang Kayu hanya Kapak, untuk bekerja mencari nafkah).
Setelah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut.
Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat orang kaya raya itu. Di benaknya, sudah tiba saatnya lah si kaya raya itu akan diinterogasi oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Mungkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari kekayaan warisannya", jawab si Tukang kayu.
Apa saja harta yang kau miliki?", tanya Mungkar-Nakir.
"Hartaku cuma Kapak ini saja, untuk mencari rezeki", jawab si Tukang Kayu.
Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, "Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?"
"Aku membelinya", balas si Tukang Kayu.
Lalu pergilah Mungkar dan Nakir dari dalam kubur tersebut.
Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, "Apa saja yang kau lakukan dengan Kapakmu?"
"Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar", jawab tukang kayu.
Di hari ketiga ditanya lagi, "Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?"
"Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi nggak ada yang punya", jawab si Tukang Kayu.
"Apa kau yakin?", lanjut Malaikat.
Kemudian mereka menghilang.
Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi "Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan Kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?"
"Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata", tegas tukang kayu.
Begitu terus yang dilakukan Malaikat Mungkar Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan Kapak tersebut.
Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir, "Hari ini kami akan kembali bertanya soal Kapakmu ini".
Belum sempat Mungkar-Nakir melanjutkan pertanyaannya, si Tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut.
Si Tukang Kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak, "Kalian ambil saja semua bagian harta kekayaan warisan itu, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi."
Sesampai di rumah, si Tukang Kayu berkata kepada istrinya, "Aku sudah tidak menginginkan separuh harta kekayaan warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu Kapak ini, tapi Malaikat Mungkar-Nakir selama 40 hari yang mereka tanyakan dan persoalkan masih saja di seputar Kapak ini. Bagaimana jadinya kalau harta kekayaanku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya."

Ada beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa kita kutip:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim).

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara, yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakannya, ilmunya sejauh mana diamalkan?” (HR. Turmudzi)

Dan ada sebuah Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar selalu diberi kecukupan:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina” (HR. Muslim)

(Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan)
(ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia)

Selasa, 18 April 2017

KISAH SI ABU NAWAS DIUSIR DARI NEGERI

Alkisah, pada suatu malam dalam tidurnya Baginda Raja Harun Al Rasyd bermimpi bertemu seorang lelaki tua, dalam mimpinya laki-laki itu tua berpesan kepadanya jika negeri yang dipimpinnya akan ditimpa musibah. Oleh sebab itu, agar dapat menghindari bencaa itu ia harus mengusir seorang penduduk negerinya yang bernama Abu Nawas. Esoknya setelah ia terbangun baginda raja mulai gelisah hatinya mengingat mimpi yang dialami semalam, ia kemudian memerintahkan kepada pesuruhnya untuk menghadirkan Abu Nawas ke istana.
Tatkala Abu Nawas telah berada di istana, baginda kemudian berkata kepada Abu Nawas:
“Hai Abu Nawas, semalam aku bermimpi yang sangat aneh dan aku merasakan jika mimpi itu adalah suatu pertanda buruk bagi negeriku. Dalam mimpiku aku bertemu seorang laki-laki tua yang memakai pakaian serba putih. Ia mengatakan kepadaku jika negeri ini akan ditimpa bencana yang sangat besar . Agar itu tidak terjadi, ia berpesan agar aku mengusir seorang rakyatku dari negeri ini yang bernama Abu Nawas, dan ia juga mengatakan jika Abu Nawas itu ingin kembali maka hendaklah dia tidak berpijak di atas bumi atau mengendarai tunggangan apapun, tapi jika ia tidak bisa melakukan seperti itu maka ia tidak boleh lagi kembali ke negeri ini. Oleh sebab mimpi itu maka aku yakin ada sebuah kesialan atas dirimu. Maka aku memutuskan untuk mengusirmu dari negeri ini,” kata baginda.
Dengan perasaan yang berkecamuk setelah mendengarkan perintah baginda raja atas pengusiran dirinya, Abu Nawas kemudian meninggalkan istana dan kembali ke rumah. Ia menceritakan kepada istrinya tentang apa yang telah dititahkan raja kepadanya, Istrinya merasa sangat sedih. Abu Nawas kemudian pergi meninggalkan keluarganya dengan bekal yang dibawa seadanya. Ketika dalam perjalanan ia terus memohon kepada Tuhan agar diberi petunjuk, iapun terus memutar otaknya agar dapat keluar dari masalah itu.
Abu Nawas terus berjalan tanpa tujuan yang pasti hingga ia berada disebuah negeri. Selama beberapa hari disana ia terus berpikir bagaimana cara ia kembali ke Negeri Bagdad tanpa melanggar apa yang telah dipesankan raja kepadanya, yaitu tidak boleh menginjak bumi dan tidak pula mengendarai tunggangan apapun.
Bukan Abu Nawas namanya jika ia memiliki keputus asaan. Abu Nawas tidak berputus asa atas apa yang telah menimpanya. Meskipun alasan yang membuat ia diusir sama sekali tidak masuk akal, ia menerimanya dengan ikhlas, selalu berdoa kepada Allah dan berpikir untuk bisa keluar dari setiap masalah yang menimpanya.
Tibalah pada suatu hari ia merasa rindu berat kepada keluarganya di Negeri Bagdad. Namun ia belum menemukan cara untuk kembali, hingga pada suatu hari lain tiba-tiba dia menemukan sebuah cara yang sangat masuk akal dan tidak membuatnya melanggar perintah raja.  Setelah ia menemukan cara tersebut, Abu Nawas segera mempersiapkan segala sesuatu dan bersiap-siap untuk kembali ke kampung halamannya.
Kabar kembalinya Abu Nawas mulai tersebar dalam negeri hingga ke telinga baginda. rakyat menyambut gembira kepulangan Abu Nawas karena kecintaan akan dirinya,  Baginda raja juga ikut senang, tapi dalam suasana yang berbeda. Jika rakyat senang karena mereka menyukai Abu Nawas, baginda raja senang karena kali ini ia dapat leluasa memberi hukuman kepada Abu Nawas, baginda  berpikir pasti mustahil Abu Nawas dapat kembali tanpa berpijak pada bumi atau menunggangi sesuatu.
Tibalah Abu Nawas di istana dan menghadap baginda raja. Kehadirannya di istana membuat baginda raja sangat kaget ketika melihat Abu Nawas bergelantungan mengikat dirinya di bawah seekor keledai, dan kemudian Abu Nawas berkata kepada baginda raja,
“Wahai Baginda Raja bukankah engkau telah mengusirku dari negeri ini, dan melarangku kembali dengan berjalan memijak bumi dan tidak pula boleh menunggang apapun. Maka oleh sebab itu aku telah kembali dengan tidak memijak pada bumi dan tidak pula menunggung apapun, kecuali aku bergelantungan di bawah perut keledai.”
Melihat tingkah polah dan alasan yang diberikan Abu Nawas, Baginda raja pun merasa masuk akal dan sangat memuaskan beliau. Akhirnya Abu Nawas bisa kembali ke keluarganya dan terbebas dari hukuman baginda raja.

Jumat, 31 Maret 2017

UBINAN PADI LOKAL DI DESA TAMPARAK DALAM KEC. DUSUN UTARA KAB. BARITO SELATAN

Pada Rabu tanggal 29 Maret 2017 secara bersama sama melakukan ubinan padi lokal yang berada di desa Tamparak Dalam (sekitar 5 km masuk melalui jalan usaha tani dari Desa Tamparak layung).
Yang hadir pada kegiatan ubinan tersebut bapak Arthomi selaku kabid TPH; kasi perbenihan dan produksi; kasi pasca panen, pemasaran dan permodalan; perwakilan dari UPTD BPP Kec. Dusun Utara; petugas pengolah data Statistik pertanian, petugas pelaporan harga pasar dan PPL setempat dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan beserta Mantri Statistik Kecamatan dari BPS, dan H. Utuh selaku petani beserta beberapa petani disekitar lahan.
Padi lokal yang ditanam yaitu Padi gilai dan talun.  Dari hasil ubinan didapat rata rata 1,9 ton/ha gkp.

Mobil Avanza terhenti karena tidak bisa melewati akses jalan

Menunggu jemputan ke lokasi ubinan

Turun dari sarana jemputan (Daihatsu gran max)

menuju lokasi ubinan


Lahan Tanaman Padi Lokal

Menentukan titik sample ubinan


memanen sample ubinan

proses memisahkan bulir padi lokal

membersihkan padi lokal sample ubinan


menikmati singkong bakar




Kamis, 23 Maret 2017

Sekarang, Percaya Tidak Tuhan Itu Ada !




Disebuah sekolah dasar Seorang guru ragu akan adanya Tuhan, sambil mengajar Dia menyampaikan hasil logikanya (pendapatnya) tentang keberadaan Tuhan.
Guru : Anak-anak coba liat spidol ini (sambil dipegang) terlihat tidak ?...
Murid : terlihat !!!...
Guru : berarti spidol ini adakan?...
Murid : ada !!!...
Mendengar jawaban muridnya itu, gurunya sangat senang dan melanjutkan pertanyaan.
Guru : Anak-anak, Tuhan itu terlihat tidak ?...
Murid : tidak !!!...
Guru : berarti tuhan itu ada tidak ?...
Murid : tidak !!! (Dengan serempak Murid Murid menjawab, karena pertanyaannya diarahkan kearah demikian).
Diantara sekian Murid ada salah satu yang bernama utung sambil mengacungkan jari telunjuk dan langsung bertanya juga kepada teman temannya.
Utung : teman teman guru kita ada tidak ?...
Murid : ada !!!..
Utung : teman teman otak guru kita terlihat tidak ?...
Murid : tidak !!!...
Utung : berarti otak guru ada tidak ?...
Murid : tidak !!!...(dengan serempak Murid Murid menjawab, karena pertanyaannya sudah barang tentu mengarah ke demikian).

baca juga cerita seru yang lain : https://rabunborneo.blogspot.co.id/2015/11/cerita-perdebatan-ilmuwan-dan-ulama.htm

Cerita ini hanya bersifat fiktif belaka, jika terjadi kesamaan nama, tempat dan kejadian hanya bersifat kebetulan saja. Mimin tidak bertanggung jawab.

Senin, 09 Januari 2017

RAHASIA TAWAKAL DAN PEMBAGIAN REZEKI

Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal itu digunakan dalam tiga tempat :
1.     Tawakal kepada keputusan Allah. 
Maksudnya, engkau harus memiliki keyakinan penuh dan merasa puas dengan keputusan apa pun dari Allah. Hukum Allah tak akan berubah, seperti yang tercantum dalam Al-Quran dan hadis.
2.     Tawakal kepada pertolongan Allah. 
Engkau harus bersandar dan percaya penuh pada pertolongan Allah Azza wa Jalla. Jika engkau menyandarkan diri pada pertolongan Allah dalam dakwah dan perjuangan bagi agama Allah, maka Allah pasti akan menolongmu.
3.     Tawakal berkaitan dengan pembagian rezeki yang diberikan oleh Allah. 
Engkau harus yakin bahwa Allah Azza wa Jalla akan mencukup nafkah dan keperluan kita sehari-hari.

Rasulullah SAW bersabda, “JIka kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal kepada-Nya, niscaya Dia akan memberimu rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung. Burung itu keluar dari sarangnya di pagi hari dalam keadaan perut yang kosong dan pulang di sore hari dalam keadaan perut terisi penuh.” (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Allah SWT berfirman, “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS Ath-Thalaq: 3)

Imam Al-Ghazali mengatakan, “Rezeki itu ada empat macam, yakni …”:
1.     Rezeki yang dijamin.
Rezeki yang dijamin merujuk kepada makanan dan segala apa yang menopang tubuh dan jiwamu. Jenis rezeki seperti itu tak terkait dengan sumber-sumber lainnya di dunia. Jaminan terhadap rezeki jenis ini datang dari Allah Ta’ala. Maka, bertawakal terhadap rezeki jenis ini wajib berdasarkan dalil aqli dan syar’i. Sebab, Allah telah membebankan kita untuk mengabdi kepada-Nya dan mentaati-Nya dengan tubuh kita. Dia pasti telah menjamin apa-apa yang menjadi sumber energi bagi sel-sel tubuh kita agar kita dapat melaksanakan apa yang telah diperintahkan-Nya.
2.     Rezeki yang dibagikan.
Rezeki yang dibagi adalah apa yang telah dibagikan oleh Allah dan telah tertulis di Lauwhun Mahfuzh secara detail. Masing-masing dibagikan sesuai dengan kadar yang telah ditentukan dan waktu yang telah ditetapkan, tidak lebih dan tidak kurang, tidak maju dan tidak mundur dari apa yang tertulis itu.
Rasulullah SAW bersabda, “Rezeki itu telah dibagikan dan kemudian telah diberikan semuanya. Tidaklah ketakwaan seseorang dapat menambahkannya dan tidak pula kejahatan orang yang berlaku jahat dapat menguranginya.” 
3.     Rezeki yang dimiliki.
Rezeki yang dimiliki adalah harta benda dunia yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk dia miliki. Dan ini termasuk rezeki dari Allah. Allah berfirman, “Belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.” (QS Al-Baqarah [2]: 254).
4.     dan rezeki yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Adapun rezeki yang dijanjikan adalah segala apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa dengan syarat ketakwaan, sebagai rezeki yang halal, tanpa didahului oleh usaha yang bersusah payah. Sebagaimana firman Allah SWT, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan bagianya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (QS Ath-Thalaq : 2-3)

Inilah beberapa jenis rezeki dari Allah, dan wajib bagi kita untuk bersikap tawakal dengan rezeki yang dijamin oleh-Nya. Maka, perhatikan hal ini dengan seksama.”

--Dikutip dari Kitab Minhajul ‘Abidin karya Imam Al-Ghazali--

Jumat, 06 Januari 2017

Cerita Nasib Tikus Rumah yang Selamat dari Perangkap Tikus

setelah berbelanja sepasang petani (suami dan istri) pulang kerumah.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur sedang memperhatikannya dengan seksama sambil menggumam: "hmmm... makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar ??"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus.
Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang ayam dan berteriak: "Ada Perangkap Tikus....!! Ada Perangkap Tikus di rumah ....!! sekarang ada perangkap tikus....!!"
Sang Ayam berkata: "Tuan Tikus... Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak... " Ada Perangkap Tikus di rumah ....!! sekarang ada perangkap tikus....!!"
Sang Kambing pun berkata: "Aku turut bersimpati... tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata: "Ahhh... Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya yang dia pasang berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tetap terkena gigitan ular.
Sang suami harus membawa istrinya ke rumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.
Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya, (karena, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.
Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan... Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Suatu hari,,, ketika anda mendengar seseorang dalam kesulitan dan mengadu kepada anda,, tapi anda mengira bahwa itu bukan urusan anda,, pikirkanlah sekali lagi.
*******