Jumat, 28 April 2017

TAU DONG RAHASIA DIBALIK KAYA RAYA HARTA


Siapa sih orang didunia ini yang nggak kepengen kaya? Pasti semua orang pengen dong yaa. Tidak saja membuat kita hidup enak, tapi dengan kekayaan apapun bisa dibeli dengan uang, bukan begitu yaa.
Jadi setiap orang pasti ingin mendapatkan kekayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan dalam hidup. Namun, sebagian orang tidak mau berusaha, sebagian yang lain tidak tahu cara mencapainya, dan sebagian lagi sudah berusaha, namun tetap tidak berhasil mencapai ketiga-tiganya.
Ada yang kepengen kaya walaupun sebenarnya sukanya bermalas malasan saja, ada yang terlalu mengebu gebu kepengen kaya sehingga segala cara dan usaha dilakukan asal bisa kaya instan, dan ada pula yang sudah mengerahkan segenap jiwa dan raga namun tetap gagal menjadi kaya sehingga berputus asa dan berakhir di seutas tali pemutus asa.
Mari kita simak sebuah kisah renungan berikut ini, Mungkin saja akan kita dapati sebuah Rahasia dibalik kekayaan tersebut.
Alkisah seorang yang sangat kaya raya menulis surat wasiat seperti ini : "Barang siapa yang mau menemaniku selama 40 hari di dalam kubur setelah aku mati nanti, maka akan aku beri warisan separuh dari harta kekayaanku."
Lalu ditanyakanlah hal itu kepada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti.
Tapi anak-anaknya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjaga ayah, karena pada saat itu ayah sudah menjadi mayat."
Keesokan harinya, dipanggillah semua adik-adiknya. Dan beliau kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!"
Adik-adiknya pun menjawab, “Apakah engkau sudah gila? Mana mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.”
Lalu dengan sedih orang yang kaya raya tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke pelusuk negeri.
Akhirnya, sampai jugalah pada hari di mana orang yang kaya raya tersebut meninggal dunia. Kuburnya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang Tukang Kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. Lalu Tukang Kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah orang kaya raya tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.
Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah orang kaya raya tersebut. Si Tukang Kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa Kapaknya (Benda yang paling berharga dimiliki si Tukang Kayu hanya Kapak, untuk bekerja mencari nafkah).
Setelah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut.
Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat orang kaya raya itu. Di benaknya, sudah tiba saatnya lah si kaya raya itu akan diinterogasi oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Mungkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari kekayaan warisannya", jawab si Tukang kayu.
Apa saja harta yang kau miliki?", tanya Mungkar-Nakir.
"Hartaku cuma Kapak ini saja, untuk mencari rezeki", jawab si Tukang Kayu.
Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, "Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?"
"Aku membelinya", balas si Tukang Kayu.
Lalu pergilah Mungkar dan Nakir dari dalam kubur tersebut.
Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, "Apa saja yang kau lakukan dengan Kapakmu?"
"Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar", jawab tukang kayu.
Di hari ketiga ditanya lagi, "Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?"
"Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi nggak ada yang punya", jawab si Tukang Kayu.
"Apa kau yakin?", lanjut Malaikat.
Kemudian mereka menghilang.
Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi "Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan Kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?"
"Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata", tegas tukang kayu.
Begitu terus yang dilakukan Malaikat Mungkar Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan Kapak tersebut.
Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir, "Hari ini kami akan kembali bertanya soal Kapakmu ini".
Belum sempat Mungkar-Nakir melanjutkan pertanyaannya, si Tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut.
Si Tukang Kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak, "Kalian ambil saja semua bagian harta kekayaan warisan itu, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi."
Sesampai di rumah, si Tukang Kayu berkata kepada istrinya, "Aku sudah tidak menginginkan separuh harta kekayaan warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu Kapak ini, tapi Malaikat Mungkar-Nakir selama 40 hari yang mereka tanyakan dan persoalkan masih saja di seputar Kapak ini. Bagaimana jadinya kalau harta kekayaanku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya."

Ada beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa kita kutip:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim).

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara, yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakannya, ilmunya sejauh mana diamalkan?” (HR. Turmudzi)

Dan ada sebuah Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar selalu diberi kecukupan:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina” (HR. Muslim)

(Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan)
(ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar