Sudah lumrah bagi
kita jika melihat ada orang yang begitu berambisi mengejar jabatan atau
kedudukan sehingga berbagai cara mereka tempuh untuk mewujudkan ambisinya itu.
Yang
nampak terlihat tidak saja ambisi untuk menjadi pemimpin kepala daerah tapi sampai
kepada kepala desa, malah sampai ke level terendah sekalipun seperti
ketua RT. Ini dapat kita lihat tidak saja pada sistem
pemerintahan akan tetapi juga pada sistem jabatan non pemerintah seperti
perusahaan swasta dan lain-lain.
Ambisi ini semua
berangkat dari niatan duniawi semata.
Dari Abu Sa'id Abdurrahman bin Samurah RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. berkata
kepadaku, ‘wahai Abdurrahman bin
Samurah, janganlah engkau meminta jabatan
kepemimpinan, jika jabatan tersebut diberikan bukan
karena permintaanmu, engkau akan dibantu
dalam melaksanakannya. Namun jika engkau
diberikan karena memintanya, jabatan tersebut
sepenuhnya akan dibebankan kepadamu.” (HR Al-Bukhari)
Dari Abu Dzar RA., ia berkata, “Ya Rasulullah, tidakkah engkau mengangkat ku menjadi pegawai ?, lalu
beliau menghentakan kedua pundakku, kemudian berkata ‘wahai Abu Dzar ,sesungguhnya engkau itu lemah, sedangkan ini adalah amanah. sesungguhnya jabatan ini pada hari kiamat nanti akan
menghinakan dan menimbulkan penyesalan,
kecuali bagi orang yang mengambilnya sesuai dengan haknya dan melaksanakan
kewajiban atasnya". (HR Muslim).
Orang yang meminta
kependudukan jangan dipilih untuk mendudukinya,
jika tidak punya kompetensi untuk menjalaninya. Orang
yang paling berhak menduduki suatu jabatan adalah orang yang punya kemampuan, kemauan dan kemahiran untuk menjalaninya.
Sebuah kedudukan atau jabatan adalah sebuah
kepercayaan dan tanggung jawab yang besar,
sehingga siapa saja
yang diberikan amanah dan tanggung jawab harus menjalankan sebaik-baiknya dan tidak boleh
menghianati janjinya dihadapan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah RA, Rasullullah SAW bersabda “sungguh kalian akan berambisi untuk meraih
kepemimpinan (kedudukan)
dan kelak akan menyesal di hari kiamat nanti". (HR Al-Bukhari).