Mengelola Rasa Cemburu Dengan Garam
Rasa cemburu sulit dihindari, juga tidak mudah
dikelola. Namun kalau tak ada rasa cemburu
ibarat sayur tanpa garam (terasa hambar), dengan rasa cemburu bisa membuat
hubungan menjadi lebih mesra, mkarenakitkan gairah, merasa masing masing pihak ekstra istimewa.
Rasa cemburu yang terukur dan disampaikan dengan
cara cara tepat ibarat sayur pas garamnya akan
membuat pasangan anda merasa diperhatikan seperti ungkapan rasa cemburu dengan
sentuhan sentuhan yang memberi pesan bahwa
anda takut
kehilangan pasangan anda.
Tapi sebaliknya cemburu yang membabi buta ibarat sayur terlalu banyak
garam akan membuat pasangan anda merasa dicurigai, tidak dipercaya, dikekang,
dibatasi ruang geraknya dan anda terlalu
ingin mendominasi, yang semua itu merupakan bentuk cerminan hasrat
posesif.
Rasa cemburu bisa muncul karena Sikap dan perbuatan
pasangan dengan orang lain, sebagai contoh ketika
pasangan anda
berjalan, berboncengan berduaan dengan orang lain.
Bisa
juga karena pasangan tidak memperhatikan hak-hak pasanganya.
Seperti yang melanda banyak orang di era serba digital seperti sekarang ini,
yang memunculkan istilah, “yang jauh semakin dekat, yang dekat menjadi jauh.” Misal, istri yang lebih
mengutamakan sms, BBM pria lain daripada memanfaatkan waktu memperhatikan
suaminya. Atau suami yang lebih suka memilih membangunkan wanita lain untuk
tahajud dan sahur daripada memperhatikan istrinya, atau suami lebih memilih mengirim sms nasihat agama pada wanita yang bukan istrinya. Atau Seorang
isteri yang dilanda masalah bukan curhat kepada suami malah curhat lebih intens
kepada pria lain di media sosialnya. Apakah
ini merupakan cemburu
yang tepat para sahabat blogger?. Mari kita coba awali jawaban dari dalam lubuk hati kita masing-masing yang paling terdalam.
Jawabannya
mungkin Ya !, walaupun
mungkin bagi sebagian orang biasa, bukan masalah, tapi tidak bagi orang beriman. Karena
pasangan melakukan pelanggaran syariat, coba kita
lihat sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut :
Sa’ad bin Ubadah RA berkata: “Seandainya aku melihat seorang pria bersama istriku,
niscaya aku akan menebas pria itu dengan pedang”. Nabi
saw bersabda: “Apakah kalian merasa
heran dengan cemburunya Sa`ad ?
Sungguh aku lebih cemburu dari pada Sa`ad dan Allah lebih cemburu daripadaku”. (HR Bukhari Muslim).
Barangsiapa mengabaikan sifat cemburu yang bisa
lebih menguatkan hubungan cinta di antara suami isteri, maka ia hidup dengan
hati yang rusak dan melenceng dari fitrahnya.
Sabda Nabi SAW : “ sesungguhnya Allah tidak melihat kepada ad-dayyut
pada hari kiamat, dan tidak akan memasukkannya kedalam surga” (HR Ahmad).
Apakah yang dinamakan Dayyuts itu..?.
Dayyuts adalah, seorang
suami yang tidak memiliki sifat cemburu dan membiarkan isterinya berbuat
maksiat.
Islam telah mengatur sedemikian rupa bagaimana interaksi antar lawan jenis, sekalipun di dunia maya. Islam melarang berdua-duaan karena yang ketiganya adalah setan. Islam pun mengajarkan interaksi pria wanita hanya dalam tiga hal, pengobatan, pendidikan dan jual beli. Itupun masih lebih afdhal dilakukan sesama jenis, kecuali sikon tak memungkinkan. Firman Allah SWT dalam QS An Nur: 30 untuk laki-laki dan QS An Nur : 31 untuk wanita, karena laki-laki memandang wanita harus menunduk, begitu juga sebaliknya. Jadi bukan berteman akrab. Berdosa laki-laki ngobrol sama perempuan, dan sebaliknya.
QS An Nur: 30 "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui yang mereka perbuat"
QS An Nur:31 "Dan Katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra putra mereka, atau putra putra suami mereka, atau saudara saudara laki laki mereka, atau putra putra saudara laki laki mereka, atau putra putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islama) mereka...."
QS An Nur:31 "Dan Katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra putra mereka, atau putra putra suami mereka, atau saudara saudara laki laki mereka, atau putra putra saudara laki laki mereka, atau putra putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islama) mereka...."
Sikap yang wajar dalam cemburu akan membawa dampak positif,
terpeliharanya harga diri, kehormatan dan tercapainya kehidupan yang berbahagia.
Sikap pertengahan dalam menyikapi rasa cemburu, artinya ia menjauh dari
berprasangka buruk, tidak mencari-cari satu perkara secara mendetail bila tidak
perlu, menghindari sikap tergesa dalam menerima berita yang sengaja
dihembuskan oleh orang yang mempunyai niat buruk tanpa menyaringnya,
berhati-hati terhadap perkara yang dikhawatirkan membahayakan, dan menjaga diri
dari perilaku yang merusak. Jika hal itu dapat dipenuhi, maka itulah keutamaan
yang sebenarnya. Sebaliknya, apabila tidak, maka akan membawa malapetaka bagi
kehidupan rumah tangga. Firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala, yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kalian mencari-cari kesalahan orang lain". (Al
Hujurat/49:12). Betapa berbahayanya bila
cemburu buta terjadi. Tak lagi si pencemburu buta takut pada Allah. Tak peduli
lagi ia pada dosa. Tak malu ia melakukan tindakan apa saja, sekalipun
menyebarkan aibnya sendiri. Hawa nafsu yang terus diperturutkan dapat melupakan
banyak hal, termasuk kehormatan diri dan keluarganya.
Sejatinya ada dua jenis cemburu, yaitu cemburu
yang Allah sukai dan yang tidak Allah sukai. Rasulullah bersabda: “Rasa cemburu
ada yang disukai Allah dan ada pula yang tidak disukai-Nya. Kecemburuan yang
disukai Allah adalah yang disertai alasan yang benar. Sedangkan yang dibenci
ialah yang tidak disertai alasan yang benar (cemburu buta).” (HR. Abu Daud).
Cemburu, sebuah rasa yang Allah hadirkan sebagai
suatu bentuk ujian pada manusia. Sama seperti cinta, sakit, dan
luka. Dan yang namanya perasaan pasti berada di bawah kendali manusia. Memilih
untuk diikuti, berarti cemburu yang menguasai kita, atau memilih untuk dikelola
yang berarti cemburu berada di bawah kekuasaan kita.
Jadi cemburu sesungguhnya adalah perasaan yang
dianugerahkan Allah. Wajar bahkan wajib dimiliki untuk alasan yang dibenarkan.
Ini berarti cemburu harus dikelola sedemikian rupa agar proporsional dan tidak
mengotori hati, apalagi mengarah pada pelanggaran syariat. Pada perilaku dosa
dan mendatangkan murka Allah.
Berikut ini ada beberapa tips
untuk mengelola rasa cemburu :
1. Jangan
langsung marah apabila mulai ada rasa curiga terhadap pasangan Anda. Terus
telusuri hingga mencapai titik temu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Memilih sabar dalam
mengendalikan cemburu karena sesungguhnya sabar adalah
penolong dan memiliki pahala tanpa batas
2. Berterus
terang kepada pasangan bahwa Anda sedang dilanda api cemburu dan mintailah
penjelasan darinya. Jika Anda sudah mengenal pasangan Anda dengan sangat baik,
maka Anda dapat membedakan bagaimana saat ia berkata jujur dan bagaimana saat
ia sedang berbohong.
3. Dekati
atau bertemanlah dengan orang yang dicemburui. Meskipun ini merupakan hal yang
cukup berat, tapi setidaknya dengan jalan seperti ini Anda akan lebih mudah
mengetahui sebatas apa hubungan dia dengan pasangan Anda. Jika dalam batas yang
wajar seperti rekan kerja dan semacamnya janganlah menyimpan rasa cemburu
tersebut secara berkelanjutan.
4. Berusahalah
memberikan rasa saling percaya kepada pasangan Anda. Disinilah dibutuhkan
kedewasaan dalam diri masing-masing agar terjalinnya rasa kepercayaan satu sama
lain.
5. Berusaha
untuk setia. Sebagai orang yang pencemburu, tentunya Anda juga harus bisa
membatasi pergaulan dengan lawan jenis sebagaimana yang Anda harapkan dari
pasangan Anda agar bersifat adil dan tidak egois.
6. Mengalihkan
rasa cemburu dengan akal dan iman terhadap hal-hal yang lebih berguna seperti
menghadiri pengajian, menekuni hobi, dan
sejenisnya daripada memelihara dan menumpuk-numpuk rasa cemburu dalam hati.
Perbanyaklah berdzikir untuk menenangkan hati. Sibukkan diri dengan membaca
Al-Quran, dan kalimah dzikrullah.
7. Introspeksi
diri. Bisa jadi, pasangan Anda beralih pandangan karena ada suatu atau beberapa
hal dalam diri Anda yang tidak disukainya. Jika memang ada, ubahlah diri Anda
agar dia tetap melirik Anda sebagai satu-satunya cinta yang ada di dalam
hatinya.
Semoga kita bisa
menambahkan garam dalam sayuran sesuai dan tepat dengan selera bersama pasangan kita. Amin..
Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan ini, saya akui itu adalah murni dari saya sebagai manusia biasa, namun
jika benar semuanya hanyalah datang dari ALLAh SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar