Jumat, 20 November 2015

CERITA PERDEBATAN ILMUWAN DAN ULAMA MENGENAI TUHAN





Ilmuwan terkenal edentik dengan kepintarannya bisa membuktikan semua perkara secara ilmiah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kami akan menyajikan sebuah cerita tentang percakapan antara seorang Ilmuwan yang paling pintar dan selalu bisa membuktikan perkara secara ilmiah dengan seorang  Ulama  sederhana yang hampir tutup usia.

Berikut percakapan yang terjadi antara keduanya :

Ilmuwan           : Benar anda seorang ulama?...
Ulama              : Benar!
Ilmuwan           : Saya punya tiga pertanyaan untuk anda, bersediakah anda?...
Ulama              : Bila saya mampu Insyallah saya bersedia menjawabnya.
Ilmuwan           : Tapi ingat jika kamu gagal penghormatanku akan luntur terhadapmu!
Ulama              : Silakan apa pertanyaan anda!.
Ilmuwan           : Pertama, kalau tuhan itu memang ada tunjukkan wujudnya?...   
  Kedua, apakah yang dinamakan takdir?...
  Dan yang ketiga, kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang juga terbuat dari api, hal itu pasti tidak menyakitkan bagi setan sebab mereka dari unsur yang sama.  Apakah tuhan tidak sampai berpikir sejauh itu?...

Tiba-tiba Ulama  itu menampar pipi sang Ilmuwan  dengan keras, tentu saja sang Ilmuwan  ini kaget dan marah, bukannya mendapat jawaban malah mendapat tamparan, dalam hatinya, Ilmuwan  berpikir pasti Ulama  itu tidak tahu jawabannya.

Ilmuwan           : Kenapa anda menampar saya? (dengan nada tinggi)
Ulama              : Tamparan tersebut adalah jawaban atas tiga pertanyaan anda!
Ilmuwan           : Lo! Kho bisa, jangan ngawur!!, saya tidak mengerti maksud anda!
Ulama              : Bagaimana rasanya ditampar?..
Ilmuwan           : Tentu saja sakit. Semua orang tahu itu!
Ulama              : Kalau begitu anda percaya bahwa sakit itu ada?..
Ilmuwan           : Ya tentu saja!
Ulama              : Kalau anda percaya bisakah anda tunjukkan wujud rasa sakit itu!..

Sang Ilmuwan bingung dan terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan ulama.

Ulama              : Itulah jawaban dari pertanyaan pertama anda.  Kita semua merasakan 
  kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Ilmuwan           : Terus pertanyaan yang kedua?..
Ulama              : Apakah tadi malam anda bermimpi akan saya tampar?..
Ilmuwan           : Tidak sama sekali!..
Ulama              : Dan apakah terpikir oleh anda bahwa akan mendapat tamparan dari 
                          saya hari ini ?..
Ilmuwan           : Sama sekali tidak!..
Ulama              : Itulah yang dinamakan takdir.  Kita tidak pernah tau apa yang  
  akan terjadi kepada kita semenit, sejam, sehari, sebulan, setahun 
  kemudian.
Ilmuwan           : Lalu pertanyaan yang ketiga?..
Ulama              : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?...
Ilmuwan           : Kulit!..
Ulama              : Terbuat dari apa pipi anda?...
Ilmuwan           : Kulit juga!..
Ulama              : Lalu bagaimana rasanya tamparan tadi?..
Ilmuwan           : Sakit!.
Ulama              : Sama seperti Setan. Meski terbuat dari api sebagaimana neraka, tetap 
  akan merasakan  sakit.  Bagaimana!, saya sudah menjawab pertanyaan 
 anda.

Sang Ilmuwan mengangguk tanda mengerti.  Ia membenarkan semua jawaban dari Ulama.
Sang Ilmuwanpun bersahabat dengan Ulama dan lebih menyadari bahwa Allah lah sumber sekaligus pemilik pengetahuan sejati.  Dan itu bisa dicapai dengan mempertebal iman.

1 komentar: